Ideologi Pancasila Bersumber dari Kebudayaan, Agama, atau Pemikiran Tokoh?

Selamat malam Lawers!
Di malam Sabtu yang sepi ini, kebetulan saya lagi ngga ada tugas dari kampus. Jadi tidak ada yang perlu dikerjakan sampai masuk perkuliahan minggu depan. Jadi ya kehidupan malam saya bisa dibilang cenderung santai menuju gabut. Itung-itung nyari kesibukan yang bermanfaat, sekalian nambah postingan di blog, jadi saya putuskan untuk memposting sebuah artikel yang membahas tentang Ideologi Pancasila. Isi artikel ini terinspirasi dari obrolan saya dengan salah seorang kakak kelas sewaktu SMA. Tema pembahasannya memang agak berat, tapi disini saya uraikan sesimple isi obrolannya saja.


Kakak kelas    : “Assalamu’alaikum. Nani? Mau nanya mengenai Ideologi Pancasila. Hehe”.
Saya                : “Wa’alaikumsalam. Mau tanya tentang apanya A?”
Kakak kelas    : “Ideologi Pancasila itu bersumber dari kebudayaan, agama, atau pemikiran tokoh?”
Saya                : “Bersumber dari kebudayaan sih. Karena kan munculnya Pancasila itu digali dari nilai luhur bangsa yaitu kebudayaannya. Kenapa diambil dari kebudayaan, karena budaya cakupannya luas, bisa mencakup agama, adat, suku, bahasa, pekerjaan. Tujuan Ideologi Pancasila juga kan sebagai pemersatu bangsa. Simple nya aja kalai misal Ideologi Pancasila bersumber dari agama, Indonesia menganut lebih dari satu agama, bahkan mungkin ada yang ngga memiliki agama, ngga mungkin bisa dijadikan dasar pemersatu bangsa. Dan Indonesia bukan hanya tentang agama juga. Kalau missal bersumber dari pemikiran tokoh juga ngga mungkin bisa jadi pemersatu bangsa, terlebih itu tidak didasarkan pada kehidupan rakyat seIndonesia, hanya pemikiran segelintir tokoh saja. Meskipun memang mungkin berdalih demi kepentingan rakyat banyak, tapi belum tentu rakyat mau setuju dan menjadi satu. Karena pasti harus digali dari rakyat itu sendiri. Jadi dia merasa bahwa negara itu adalah cerminan dirinya dan juga rakyat sebangsanya. Bukan berdasarkan satu golongan tertentu”.
Kakak kelas    : “Aa mikirnya kebudayaan sama pemikiran para tokoh. Yak arena rumusannya dari Ir. Soekarno, Soepomo, dan Moh. Yamin. Apa hanya satu yaitu keyakinan?”
Saya                : “Iya A, memang dirumuskan oleh para tokoh, tetapi disini kan konteksnya berbicara tentang sumber. Tentu mereka dapat pemikiran seperti itu kan sumbernya ya berdasarkan nilai luhur bangsa yaitu kebudayaan yang ada di Indonesia. Jadi menurut Nani, Soekarno, Soepomo, dan Moh. Yamin hanya sekadar perantara untuk merumuskan apa yang akan menjadi ideologi negara”.
Kakak kelas    : “Oh iya”.
            Nah begitulah jawaban saya mengenai judul artikel ini. Barangkali ada yang mempunyai jawaban berbeda, boleh disampaikan di kolom komentar ya.

Komentar

Postingan Populer